Apa yang sebenarnya
dimaksud dengan BK atau Bimbingan Konseling, dan mengapa peran BK dalam
pelaksanaan pendidikan tidak kalah penting dibandingkan kegiatan pembelajaran?
Secara umum, BK atau
Bimbingan Konseling merupakan bentuk aktivitas pendidikan yang tujuannya
memberikan layanan yang sifatnya membantu peserta didik dalam menyelesaikan
permasalahan-permasalahan yang ia temui dalam kehidupannya. Bentuk permasalahan
yang dimaksud dapat berupa permasalahan yang berkaitan dengan pembelajaran,
hal-hal yang sifatnya pribadi, berhubungan dengan aktivitas sosial, maupun masalah-masalah
perencanaan masa depan.
Seperti yang kita tahu, kegiatan utama kita saat berada di sekolah adalah belajar. Di Ar Raihan, yang termasuk kegiatan belajar selain kegiatan tatap muka di kelas misalnya adalah kegiatan tahfidz, pramuka, speech contest, dan lain sebagainya. Sebagian kegiatan belajar yang disebutkan ini sifatnya memang adalah ekstrakurikuler, atau tidak menjadi sesuatu yang pokok. Ada lagi kegiatan organisasi-dalam hal ini OSIS- yang menaungi aktivitas yang sifatnya kemasyarakatan dalam ruang lingkup sekolah. Nah, di tengah-tengah itu, BK hadir sebagai sebuah divisi atau bidang yang memastikan peserta didik dapat mengikuti berbagai kegiatan di sekolah dengan baik, bahkan menengahi dan mendampingi peserta didik jika mereka menemukan permasalahan baik yang berhubungan langsung dengan aktivitas pendidikan yang sedang dilakukan ataupun berkaitan dengan diri pribadi mereka masing-masing.
Dari penjelasan itu,
semestinya bisa dipahami bahwa peran BK ini menjadi sangat penting ya? Tetapi
mengapa selama ini BK sering terlihat sangat dekat dengan siswa bermasalah,
pelanggaran sekolah, dan hukuman? Mengapa tetap saja BK terlihat seram dan
sekilas tampak seperti pengadilan yang menindak peserta didik yang melakukan
kesalahan?
Sebenarnya tidak
seperti itu.
Karena BK memang
menaungi permasalahan peserta didik, maka penegakkan peraturan juga merupakan
salah satu ranah kerja BK. BK memiliki wewenang untuk dapat memberikan
pembinaan dan tindak lanjut kepada peserta didik yang melakukan pelanggaran
peraturan di sekolah, khususnya Ar Raihan. Tetapi, seperti yang sudah
disebutkan, ini hanya menjadi salah satu tugas BK. Tapi, mengapa ini yang
sering muncul? Berarti, memang masalah pelanggaran peraturan masih menjadi hal
yang sering dilakukan oleh peserta didik Ar Raihan. Sebenarnya apa yang
dikerjakan oleh BK merupakan cerminan dari pola tingkah laku yang terjadi pada
peserta didik. Jika memang terlihat bahwa BK banyak menangani kasus/pelanggaran
tata tertib, artinya saat ini peserta didik memang banyak melakukan pelanggaran
tata tertib dan tingkah laku. Selain itu, kita tahu bahwa tata tertib sekolah
merupakan acuan atau tolak ukur peserta didik dalam bertingkah laku. Dengan
demikian, segala bentuk kebiasaan dan tata cara selalu merujuk pada tata tertib
sekolah. Dan kenyataannya, masih banyak peserta didik yang bertingkah laku
tidak sesuai dengan tata tertib sekolah sehingga sudah menjadi tugas BK maupun
seluruh aparat sekolah, untuk dapat menegakkannya. Ingat, sebenarnya tidak
hanya BK lho yang bertugas untuk menegakkan tata tertib. Seluruh dewan guru
sebenarnya memiliki kewajiban untuk menegakkan dan mengawasi penegakkan tata
tertib sekolah.
Sebenarnya tidak jarang
juga BK memberikan layanan-layanan di bidang lain kepada peserta didik.
Misalnya, orientasi mengenai pemilihan jurusan/karir, bimbingan untuk peserta
didik yang mengalami masalah emosional/masalah penyesuaian diri, menengahi
permasalahan antar teman maupun antar peserta didik-guru, pendampingan bagi
peserta didik yang mengalami masalah belajar/motivasi, dan masih banyak lagi,
Tapi, hal-hal ini tidak terlalu terekspos atau mendapat perhatian. Penanganan
kasus/pelanggaran peraturan lah yang lebih sering menjadi perhatian warga
sekolah. Hal ini dapat dimaklumi. Mengingat hal-hal yang berlabel ‘kasus’
memang sangat cepat tersebar dan menarik untuk dijadikan perbincangan. Akan
tetapi, peserta didik perlu memahami dengan baik ranah kerja BK yang sesungguhnya
agar kedepannya tidak selalu memiliki persepsi yang negatif tentang BK dan pada
akhirnya dapat menghargai dan mendukung segala bentuk kegiatan yang
diselenggarakan oleh BK.
Nah, semoga sekelumit
penjelasan ini dapat membuka wawasan untuk lebih mengenal dan memahami dengan
lebih baik lagi tentang tugas dan peran Bimbingan Konseling di sekolah,
terutama di Ar Raihan, sekolah yang kita cintai. Terus bersemangat dalam
berprestasi dan menjadi insan muda yang berakhlak mulia! J
No comments:
Post a Comment